Kiprah ‘Tidak sopan’ Nitizen Indonesia

Kasus intoleran yang dilayangkan nitezen Indonesia baru-baru ini menjadikan Indonesia sebagai predikat pertama nitizen tidak sopan se-Asia Tenggara yang diberikan Microsoft.

Kejadian intoleran baru-baru ini berupa hujatan dan ancaman mati kepada pasangan gay asal Thailand, Suriya Koedsang.

Mayoritas warganet menyebut pernikahan mereka “dilarang oleh Tuhan” hingga “bakal membuat dunia kiamat”. Bahkan, ancaman mati pun tidak hanya dilayangkan pada pasangan gay itu, bahkan orang tua, fotografer pernikahan mereka diancam mati.

Dari kejadian tersebut. Mereka membawa kasus ini ke jalur hukum. Pengacara Ronnarong Kaewpetch dari Network of Campaigning for Justice menyampaikan, setiap orang Indonesia yang sudah memberikan komentar negatif kepada pasangan gay itu dilarang ke Thailand.

Kasus intoleran tersebut adalah salah satu dari banyaknya kasus. Sebelumnya, terdapat beberapa kasus serupa, diantaranya:

1. BWF Unfair

Permasalahan tim Indonesia yang dipaksa mundur dari All England 2021. Kejadian itu membuat nitizen Indonesia geram dengan melayangkan seruan ke akun BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) dengan sebutan ” BWF Unfair”.

Namun hujatan nitizen Indonesia tidak selesai meskipun Neslihan Yigit, pemain tunggal putri yang satu pesawat dengan tim Indonesia dan sempat dibolehkan main, akhirnya didepan dari turnamen.

2. Tuduhan Tanpa Riset ke Komedian Asal Inggris yang Dikira Wasit All England.

Masih dalam suasana geram soal BWF. Nitizen Indonesia mencari akun wasit All England untuk diserang.

Namun, Nitizen Indonesia salah menduga. Alih-alih menyerang akun wasit  All England mereka malah menyerang akun Instagram Stephen Fry, seorang aktor-komedian asal Inggris.

Diduga, insiden salah serang itu karena akun fan-page badminton Indonesia yang salah memberi info bahwa, Stephen Fry yang menjadi service judge di laga itu.

Sementara kebenarannya service judge yang memandu pertandingan ialah Alan Crow.

Pada Jumat (26/3/2021), beragam komentar pedas itu dihapus dan diganti permintaan maaf para netizen Indonesia yang menyadari kesalahannya.

3. Tuduhan Curang Kepada Dewa Kipas

Levy Rozman, gamer catur online dunia dengan ID GothamChess, sempat menggembok atau mengubah akun Twitter-nya menjadi privat karena diserbu netizen Indonesia

Sebelumnya Levy Rozman, gamer catur online dunia dengan ID GothamChess menggembok aku Twitter-nya jadi privat lantaran diserbu nitizen.

Kejadian serupa juga dialami Dadang Subur dengan ID Dewa Kipas. Pendukung Levi menuding kalau Dewa Kipas lakukan kecurangan saat mengalahkan Levy.

Alhasil, Dewa Kipas dapag serbuan kata-kata bernada rasial dan bernada provokasi hingga membuat laporan supaya akun Dewa Kipas diblokir di platform Chess.com.

4. Seleb Tik Tok Dibully Lantaran Parasnya

Reemar Martin remaja asal Filipina yang terkenal dengan video TikTok-nya ini, juga menjadi korban bully warganet Indonesia.

Ujaran kebencian yang dilayangkan kebanyakan berasal dari nitizen perempuan Indonesia.

Hujatan bernarasi ‘so cantik’ membanjiri kanal media sosial Reemar Martin. Diduga, hujatan tersebut bermotif rasa iri soal parasnya belaka.

Situasi makin memanas setelah penggemar Reemar mengira pelaku bullying adalah penggemar boyband Korea Selatan BTS, yaitu ARMY.

Tak terima hujatan yang dilayangkan oleh ARMY. Penggemar Reemar membuat laporan supaya akun fanbase BTS diblokir.

Melihat situasi semakin kisruh. Reemar membuat pernyataan melalui akun Tik Toknya. Ia menjelaskan bahwa kasus ini tidak perlu dibesarkan.

“Saya tidak tahu persis apa yang terjadi karena saya tidak mengerti bahasa Indonesia.”

“Untuk semua penggemar BTS, saya minta maaf atas apa yang dilakukan penggemar saya. Tuhan memberkati kalian semua,” tulis Reemar Martin.

6. Hujat Microsoft atas Pelabelan ‘Tidak Sopan’

kasus penyerangan pada akun Instagram resmi Microsoft menjadi awal dan sekaligus pernyataan sikap nitizen Indonesia atas hasil survey tingkat kesopanan digital Indonesia yang dilakukan Microsoft.

Pasalnya, saat Microsoft melaporkan Nitizen Indonesia mendapat predikat pertama nitizen tidak sopan se-Asia Tenggara; kolom komentar Microsoft malah dibanjiri hujatan nitizen Indonesia. Hal ini secara tak langsung terkesan membenarkan label ‘tidak sopan.’

Selain hujatan karena merasa dituduh, nitezen Indonesia pun kembali layangkan protesan atas hasil survey Microsoft terkait tingkat kesopanan digital Indonesia tahun 2020 lalu.

Penulis: Haydar