
Upaya pemerintah dalam mengembalikan pembalajaran tatap muka tersisa dua bulan lagi dari waktu yang ditargetkan. Sementara itu, moment Idulfitri berpotensi lonjakan pandemi. BEM FEB Universita Indonesia bahas resiko dibuka kembali pembelajaran tatap muka bersama Ketua Komisi X DPR RI dan Dicky Budiman melalui DISTARA yang digelar secara Daring.
Pemerintah menerapkan larangan mudik Idulfitri pada 6-17 Mei 2021. Keputusan diambil merujuk pengalaman lonjakan kasus Covid-19 di setiap libur panjang.
Penerapan larangan mudik Idulfitri guna mencegah lonjakan kasus Covid-19. Mudik dinilai memiliki potensi besar kasus lonjakan.
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mewanti-wanti pemerintah untuk memperkecil kemungkinan lonjakan kasus sepanjang Idulfitri. Mengingat rencana dibuka kembali pembelajaran tatap muka tersisa dua bulan lagi, terhitung dari per April 2021.
Namun semisal lonjakan terjadi, sekolah tetap dibuka dengan segala pertimbangan. Mulai dari status vaksinasi di tingkat pendidik, peserta didik dan wali siswa. Selain itu, status zona menjadi pertimbangan paling utama dalam menentukan sekolah dibuka kembali di tengah lonjakan.
” Jika lonjakan tak terhindarkan, sementara peserta didik terdesak membutuhan Pembelajaran Tatap Muka. Alternatifnya, sekolah yang dibuka bergantung pada kesiapannya, apakah pendidik dan peserta didik sudah divaksin, status zona seperti apa. Itu jadi pertimbangan dasar,” terang Huda dalam siaran langsung Instagram BEM FEB UI, Sabtu (24/4).
Usulan tersebut Huda tegaskan lantaran, disegerakannya dibuka kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM) berangkat dari isu permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Keterbatasan insfratruktur dan dampak negatif terhadap kesehatan psikologi siswa.
Maka dari itu rencana dibuka kembali pembelajaran tatap muka per Juni mendatang hal yang sangat dinanti. Namun rencana ini bisa karam mengingat potensi lonjakan pandemi di moment lebaran.
Di lain pihak, Dicky menyebutkan alternatif Huda adalah langkah efektif. Tak dapat dipungkiri lagi, moment lebaran kasus Covid-19 melonjak. Mengingat banyaknya pemudik nakal yang nekat mudik.
” Itu pilihan jika lonjakan. Alternatif yah. Jadi sekolah yang dengan kesiapan saja yang dibuka. Jadi tak perlu dibuka serentak Juni nanti itu, ” tukas Dicky.
Penulis: Haydar