DPC PKB Kuningan Ajak Masyarakat Makan Bareng di Aksi Foodbank, Rencana Digitalisasi UMK Pun Dicanangkan

DPC PKB Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memborong seluruh dagangan salah satu warung nasi pada aksi foodbank yang digelar di Terminal Kadugede, Kabupaten Kuningan. Makanan yang diborong tidak dibawa pulang, tapi setiap penerima manfaat foodbank dipersilahkan makan di warung tersebut.

“Food Bank PKB ini merupakan tirakat politik PKB yang diinisiasi Kang Bro Syaiful Huda, Ketua DPW PKB Jawa Barat. Tentunya untuk membantu masyarakat maupun pelaku UMKM karena terdampak pandemi COVID-19,” kata Ketua DPC PKB Kuningan, Ujang Kosasih, Jumat (21/5/2021).

“Kalau harinya kita tentukan di hari Jumat, sebab hari Jumat adalah Sayyidul Ayyam. Kami yakin di hari Sayyidul Ayyam ini penuh keberkahan, nah karena itu hari Jumat ini setelah lebaran kita mulai kembali di Terminal Kadugede,” ucapnya.

Melalui aksi foodbank ini, Ujang berharap dapat membantu UMK dalam pemulihan dinamika perdagangannya.

“Harapan kami tiada lain yakni pertama pedagang kecil yang terkena dampak COVID-19 bisa terbantu. Kemudian masyarakat setempat atau yang kebetulan berada di lokasi kegiatan Food Bank, setidaknya bisa terbantu mendapatkan makanan gratis,” ungkapnya.

Selain itu, Ujang pun mengharapkan elemen lain terinspirasi gerakan ini supaya, pemulihan ekonomi bisa dilakukan secara cepat.

“Mudah-mudahan Food Bank ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, sebagai sebuah wujud pengabdian kepada masyarakat dan pengabdian kepada orang-orang yang perlu dibantu,” imbuhnya.

Aksi ini dihelat pada pukul 09.00 pagi hingga sore hari. Selama pelaksanaan foodbank, terdata sebanyak 376 pengguna jalan makan di warung tersebut.

Sementara seorang pedagang warung makan, Ade Maemunah (45) menyampaikan, rasa terimakasihnya kepada PKB Kuningan yang telah memborong makanan miliknya. Selama berjualan hampir 25 tahun lebih, baru sejak pandemi COVID-19 ini sangat berdampak terhadap pendapatan sehari-hari.

“Iya terimakasih kepada PKB Kuningan, sangat membantu kami yang berjualan di warung makan. Karena sejak ada Corona sekarang, sangat berkurang dari biasanya menghabiskan 15 kg beras kini hanya 5 kg beras,” sebutnya.

Ia mengaku, penjualan warung nasi selama pandemi COVID-19 sangat turun drastis. Selain sekolah dan kampus yang diliburkan, angkot-angkot juga sepi penumpang.

“Jadi sekarang sepi, paling hanya sopir sama tukang ojek, itu juga sedikit. Kadang-kadang petani di sekitar sini, tapi sekarang jarang, anak-anak sekolah sama mahasiswa juga kan libur, jadi ya memang sudah sepi lah sekarang,” pungkasnya.

Dalam keterangannya Ujang menjelaskan bahwa target foodbank dengan konsep ini berupaya memulihkan dan mengajak kembali masyarakat untuk belanja di warung kecil.

” Target kami menggunakan methode itu dalam kegiatan FOOD BANK kali ini adalah pertama kami ingin kehidupan ekonomi warung kecil seperti itu bergeliat dan bergairah lagi. Ada semangat yang tumbuh kembali pada tukang warung seperti itu, yang kedua dikala kami menemani masyarakat yang datang dan diajak kami makan disana kami bisa ngobrol langsung dengan mereka terkait banyak hal termasuk tentang PKB, tantang NU dan tentang program yang kita lakukan,” jelas Ujang.

Aksi foodbank yang dilakukan secara kontinue ini berlangsung per tiap minggu sekali. Hal ini berupaya memulihkan ekonomi UMK pedagang makanan siap saji. Selain itu, Ujang mengaku telah merancang pembinaan digitalisasi pada para UMK supaya dapat tidak terlindas jaman dalam pergulatan di dunia perniagaan pada era digital ini.

“Nah ini sebenarnya yang sedang kita fpkirkan, bagaimana caranya beberapa warung kecil yang ada kita advokasi untuk agar bisa melakukan dagangnya berbasis digital. Insya Allah akan kita rancang dan lalu kemudian kita aplikasikan kedepan,” Tandas Ujang.

Penulis: Haydar