Jelang PPDB, Syaiful Huda Minta Kemendikbud Perbanyak Simulasi PTM

Menjelang tahun ajaran baru 2021-2022, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mempunyai dua agenda besar, yakni Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka (PTM). Syaiful Huda diminta untuk perbanyak simulasi PTM yang mana akan digelar pada Juli mendatang.

Sebelumnya Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih, menyatakan, persiapan PTM telah mencapai 80 persen. Hal itu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi persiapan PTM di 46 kabupaten/kota. Hampir semua sekolah sudah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19, Dinas Pendidikan, dan fasilitas kesehatan. Sekolah juga terus memenuhi daftar periksa, lalu membentuk Satgas Covid-19 internal untuk mulai PTM.

Namun lain hal dengan temuan Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. Kata dia, simulasi pembelajaran tatap muka masih jauh dikatakan mencapai 80 persen persiapannya. Untuk itu Huda mengingatkan di sela Kemendikbuda hadapi PPDB yang kerap kali para wali siswa tak menerima kebijakan berkeadilan—polemik PPDB— dari Kemendikbud.

“Kemendikbud Ristek mengeklaim jika persiapan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di Bulan Juli mendatang telah mencapai 80 persen. Namun kami melihat saat ini simulasi pembelajaran tatap muka sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang pembelajaran tatap muka masih minim,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda yang akrab disapa Huda dalam keterangannya.

Huda kembali mengingatkan, saat ini ancaman gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia kian nyata. Munculnya berbagai varian baru virus corona membuat penyebaran kian cepat. Tren kasus aktif di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, hingga India semakin mencekam.

“Situasi ini tentu harus diwaspadai bersama untuk diantisipasi jangan sampai mengancam rencana pembukaan sekolah agar siswa bisa secepatnya belajar tatap muka,” katanya.

Sesuai SKB 4 Menteri, kata Huda, penyelenggaraan belajar tatap muka harus memenuhi berbagai persyaratan protokol kesehatan. Ketersediaan pengukur suhu, westafel, sirkulasi udara yang memadai, hingga pembatasan kapasitas ruang kelas harus benar-benar dipenuhi oleh penyelenggara sekolah.

“Selain itu standar operasional prosedur (SOP) siswa saat masuk kawasan sekolah, saat berada di ruang kelas, hingga kembali pulang ke rumah juga harus sesuai protokol kesehatan. Di sinilah pentingnya ada simulasi sehingga siswa dan guru bisa tahu bagaimana harus bersikap saat berada di lingkungan sekolah,” katanya.

Sementara itu Huda pun meminta Kemendikbud terus melakukan update data jumlah tenaga pendidikan dan kependidikan yang telah mendapatkan vaksinasi. Hal ini sebagai salah satu langkah dalam persiapan PMT Juli mendatang. Juga sebelumnya, Presiden Jokowi menargetkan lima juta vaksinasi tenaga pendidik sebagai syarat PMT.

“Update data ini untuk memastikan jika semua guru telah mendapatkan vaksinasi sehingga meminimalkan potensi terjadinya klaster baru penularan Covid-19 saat pembelajaran tatap muka benar-benar dilaksanakan,” katanya.

Penulis: Haydar