Syaiful Huda meminta Kemendikbudristek bersiap lebih awal dalam menghadapi dua agenda besar. Agenda Penerima Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2021-2022 dan pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka (PMT). Ketua Komisi X itu mengingatkan, vaksinasi, lonjakan virus, dan polemik regulasi penerimaan.
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda yang akrab dipanggil Kang Huda, minta Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi untuk persiapan sejak dini supaha kedua agenda besar tersebut berjalan lancar.
Dalam keterangannya, Kang Huda menuturkan memberikan pernyataan kilas balik menyoal kesalahan Kemendikbudristek dan Dinas Pendidikan dalam menghadapi dua agenda besar tersebut. Berdasarkan hal itu, Kang Huda menegaskan untuk senantiasa evaluasi.
“Tahun ajaran baru tahun ini harus disiapkan dengan baik karena ada dua agenda besar yakni PPDB dan rencana pembukaan sekolah untuk PMT. Kami berharap agar dua agenda tersebut dikawal baik dari sisi regulasi hingga pelaksanaan di lapangan sehingga tidak merugikan peserta didik,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Selasa (25/5/2021).
Sambung Kang Huda, ada banyak penyebab kekisruhan PPDB mulai dari lemahnya kordinasi antara Kemendikbud Ristek dan Dinas Pendidikan terkait kejelasan regulasi, lemahnya pengawasan, hingga masih ditemukannya keterlibatan oknum tenaga kependidikan dalam kongkalikong oenerimaan siswa baru.
“Berbagi celah kelemahan ini harus diantisipasi sejak dini penangannya sehingga tahun ini hal-hal tersebut tahun ini tidak terjadi lagi,” katanya.
Momen PPDB ini, sambung Huda, adalah fase penting bagi peserta didik. Maka pada momen ini banyak wali murid yang berlomba mencari sekolah terbaik. Hal itu disebabkan oleh kondisi kualitas penyelenggara Pendidikan yang hingga hari ini masih banyak ditemui ketimpangan.
Maka akan menjadi kewajaran jika mereka sangat sensitive saat menerim informasi adanya ketidakadilan dalam proses penerimaan peserta didik baru.
“Program zonasi sebenarnya bertujuan untuk memimalkan jurang ketimpangan antara sekolah favorit dan non-favorit. Namun sampai saat ini stigma favorit dan non-favorit masih ada sehingga sebisa mungkin proses PPDB dijalan secara fair, transparan, dan akuntabel,” katanya.
Sementara itu, Kang Huda pun selama ini mengawal pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang. Olehkarena itu, kata dia, perlu adanya persiapan matang karena hingga hari ini Covid-19 belum sepenuhnya terkendali pun terdapat kesenjangan vaksinasi.
Lanjutnya, beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Singapura, hingga India telah terjadi gelombang kedua serangan pandemi Covid-19. Kang Huda mengaku khawatir, akibat lonjakan mobilitas masyarakat saat liburan kedua akan terjadi gelombang kedua yang akibatkan PTM terhambat.
“Kita juga sedang menghadapi potensi penambahan kasus aktif mengingat tingginya mobilitas warga saat libur lebaran. Situasi ini juga membutuhkan persiapan matang sehingga target pembukaan sekolah bisa dilaksanakan tepat waktu,” katanya.
Untuk itu, Kang Huda menuturkan, supya agenda PTM Juli mendatang berjalan lancar perlu disiapkan beberapa hal diantaranya: vaksinasi lima juta guru, melengkapi sarana prasarana Kesehatan di sekolah, hingga standar operasional prosuder pembelajaran tatap muka saat pandemi.
Selain itu simulasi-simulai PTM juga harus dilakukan sehingga peserta didik akan aman saat tiba hingga pulang sekolah.
“Kami berharap PTM bisa dilakukan mengingat banyak dampak negatif ketika sekolah tidak segera dibuka,” katanya.
Kemudian Ketua DPW PKB Jawa Barat ini berharap Kemendikbud Ristek pro aktif untuk berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk menyukseskan dua agenda tersebut.
Sebagai regulator Pendidikan di daerah, Dinas Pendidikan akan menjadi ujung tombak dalam menyukseskan PPDB maupun pembukaan sekolah untuk PTM.
“Koordinasi yang kuat antara Kemendikbud Ristek dan Dinas Pendidikan akan menjadi kunci bagi kesuksesan PPDB maupun PTM karena memang banyak yang harus disiapkan,” katanya.
Penulis: Haydar