Meski pemilihan calon presiden (capres) masih tiga tahun lagi, namun sejumlah nama mulai bermunculan. Dalam poling dibuat oleh Jaringan Informasi Rakyat (Jari Rakyat) sejak Rabu (26/5) lalu, ada 14 nama tokoh yang diikut sertakan dalam kontestasi pemilihan presiden nanti.
Adapun hasil poling sementara hingga hari ini, Sabtu (29/5), terlihat nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI unggul dengan perolehan suara 24,5 persen. Disusul AHY (23,3%), Ganjar Pranowo (20,6%), Anies Baswedan (14,6%), Prabowo Subianto (8,7%), Ridwan Kamil (4,7%), Tito Karnavian (4%), Sandiaga Uno (3,6%), dan Tri Rismaharini (3,2%). Selanjutnya, Erick Thohir (2%), Moeldoko (1,6%), Puan Maharani (1,6%), Budi Gunawan (1,2%), dan Airlangga Hartarto (0%).
Koordinator Nasional Jari Rakyat, Prasetyo mengungkapkan, pergerakan polling sangat dinamis, terutama pasca terjadinya kisruh antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
“Polling adalah metode sederhana untuk yang mencatat opini atau suara publik sehingga dapat mengumpulkan data umum tentang tren. Karena sifatnya acak yang dilakukan melalui melalui metode online, maka kekuatan jaringan menjadi salah satu penentu,” tandasnya.
Ia menambahkan, hasil sementara polling dapat dimaknai bahwa buntut adanya “konflik” Ganjar-Puan, dimanfaatkan oleh partai dan tokoh Capres lainnya untuk eksis mewarnai survei.
“Voters Pak Ganjar awalnya bagus dan cukup stabil, namun karena ada PR menyelesaikan urusan dapur, maka ruang tersebut dimanfaatkan oleh figur lainnya untuk menggaet suara publik. Awalnya disalip AHY dan sekarang Gus AMI,” terangnya.
Ia menambahkan, dengan meroketnya nama Gus AMI dalam polling sementara ini menunjukkan kekuatan udara PKB cukup efisien dan solid.
“Juli-Agustus nanti Jari Rakyat akan melakukan survei langsung di Provinsi Jawa Tengah, untuk mengkomparasi hasil polling,” tutup Kandidat Doktor IPDN ini.
Ditanya analisanya mengapa nama Gus AMI bisa menyodok ke posisi teratas hasil poling, Prasetyo mengatakan bahwa secara pribadi Ketua Umum PKB itu memiliki kapasitas dan kapabilita mumpuni.
”Kami memandang selaku independen, tidak berpartai, beliau sudah mumpuni karena pernah di eksekutif jadi menteri, pernah di legislatif. Dan pengalaman organisasinya mulai dari nol, dari bawah, jadi dalam kapasitas kepemimpinan dan kapabilitas Gus AMI, menjadi modal yang cukup untuk bisa berkontestasi dengan calon-calon lain yang belakangan muncul di survei,” Koordinator Nasional Jari Rakyat, Prasetyo
Disisi lain, kata Prasetyo, pergerakan hasil poling Gus AMI yang menonjol di urutan teratas, juga dipengaruhi kuatnya pergerakan media sosial para kader PKB yang cukup aktif dari pusat hingga daerah. “Kalau kita lihat di Twitter, IG, FB, itu sekarang luar biasa animo para kader untuk memperkenalkan PKB dan Gus AMI sebagai sosok yang digadang-gadang sebagai capres,” paparnya.
Kedua, di level praktis di lapangan, cukup banyak program yang dilakukan kader dan pengurus PKB yang cukup menyentuh permasalahan rakyat di bawah. “Kita tahu ada Gerakan Food Bank di beberapa titik di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kemudian dalam kondisi Covid-19, PKB juga menyapa beberapa masyarakat terdampak Covid-19, baik itu UMKM maupun masyarakat biasa dengan memberikan sentuhan bantuan,” urainya.
Ketiga, aksi luar biasa kelompok milenial pendukung PKB. Menurut Prasetyo, pada Pemilu 2024 mendatang, kalangan milenial dan gen Z merupakan pemilih mayoritas. Karena itu, beberapa kandidat capres pun sudah mencoba mendekati mereka.
“PKB juga mulai mencoba untuk menggaet itu, mencoba mempengaruhi generasi muda, generasi milenial, gen Z untuk melihat PKB. Bahwa PKB kini tidak hanya partai yang seperti dulu, yang cenderung imejnya partai sarungan, partai orang tua. Sekarang imej itu coba diubah oleh PKB sehingga potensi kalangan milenial untuk bisa bergabung dengan PKB itu menjadi sesuatu yang menarik,” kata Prasetyo.
Menurutnya, saat ini masyarakat cenderung mencari pemimpin alternatif sehingga nama-nama seperti Gus AMI, AHY, Ganjar maupun Anies memiliki daya Tarik tersendiri di masyarakat.