PKB merupakan salah satu partai politik yang lahir dari rahim Reformasi 1998. Sehari setelah runtuhnya rezim Orde Baru seiring lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan pada 21 Mei 1998, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memperoleh berbagai usulan dari Nahdliyin dari berbagai daerah di Indonesia.
Dikutip dari Relasi Islam, Politik dan Kekuasaan (2013) karya Abdul Halim, PBNU akhirnya rapat pada 3 Juni 1998 untuk memenuhi aspirasi Nahdliyin. Hasilnya, terbentuklah Tim Lima yang terdiri dari KH Ma’ruf Amin sebagai ketua, dengan anggota KH M. Dawam Anwar, KH Said Aqil Siradj, HM Rozy Munir, dan Ahmad Bagdja.
Dalam rapat selanjutnya, dibentuk Tim Asistensi yang bertugas membantu Tim Lima dalam menginventarisasi dan merangkum usulan pembentukan partai politik baru, sesuai aspirasi Nahdliyin, yang dapat mewadahi aspirasi politik warga NU. Muhaimin Iskandar alias Gus Muhaimin menjadi salah satu anggota Tim Asistensi ini.
Deklarasi dilakukan di kediaman Ketua Umum PBNU, Gus Dur. Selain Gus Dur, beberapa tokoh NU yang turut mendeklarasikan berdirinya PKB di antaranya KH Ilyas Rukhiat, KH Munasir Ali, KH Mustofa Bisri, serta KH Muchit Muzadi. Matori Abdul Djalil terpilih sebagai Ketua Umum PKB pertama.
Dari Muktamar PKB yang digelar di Semarang pada 2005 lalu, Gus Muhaimin dipilih sebagai Ketua Umum, sedangkan Gus Dur saat itu mendampinginya sebagai Ketua Dewan Syuro. Gus Muhaimin sendiri adalah keponakan Gus Dur.
Berbagai prestasi di kancah politik diraih PKB dibawah pimpinan Gus Muhaimin. Misalnya saja, pada pemilu 2014, PKB menembus angka 11 juta suara lebih, tepatnya 11.298.957 suara dengan perolehan 47 kursi di DPR, meksipun menempati posisi ke lima. Selain itu, di jagat politik nasional jelang pemilu 2019. PKB pun berhasil menempatkan KH. Ma’ruf Amin sebagai cawapres yang akhirnya memenangkan Pilpres 2019 mendampingi Joko Widodo (Jokowi).
PKB Adalah Kepanjangan Tangan Rakyat
Sementara itu, gerakan PKB di akar rumput semakin menjamur. Salah satunya ketika peluncuran Road to AMI (Aksi Melayani Indonesia) pada 28 Mei 2021 di Bandung, Jawa Barat. Meringkas pesan yang disampaikan Ketua Umum DPP PKB, Gus Muhaimin, pertama pemanfaatan teknologi informasi dan dunia maya untuk melayani Indonesai, kedua istikomah dalam melayani Indonesia, ketiga PKB harus selalu dekat dengan masyarakat atau seperti disebutkan Ketua DPW PKB Jabar, Syaiful Huda, ‘politik PKB adalah politik kehadiran; keempat bahu-membahu dalam menunggulangi pandemi Covid-19; terakhir konsisten membangun dengan modal sosial dan kaidah keagamaan, Islam Rahmatan lil Alamin.
Salah satu produk AMI yang paling populis di masyarakat se-Jawa Barat adalah foodbank. Aksi foodbank membawa semangat pemulihan ekonomi UMKM yang nyaris gulung tikar dan gulung tikar akibat pandemi covid-19. Serta memenuhi kebutuhan panganan masyarakat kendati untuk sehari saja yakni, setiap hari Jum’at.
Skema foodbank sendiri, kader PKB dari tingkat ranting (dusun) hingga wilayah (provinsi) memborong warung UMKM; produknya kemudian dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Selama pandemi, PKB terus berupaya memenuhi dan memulihkan pelaku UMKM. Namun, kasus Covid-19 malah semakin memburuk. Hingga akhirnya pemerintah harus memberlakukan PPKM Darurat pada 3-20 Juli dan di perpanjang hingga 25 Juli 2021. Tak dapat dipungkiri, PPKM Darurat berakibat negatif pada roda ekonomi, baik individu dan lembaga. Selain itu, Satgas Covid-19 yang terdiri dari Nakes, Penggali kubur dan lainnya ikut terdampak. Sialnya, masyarakat yang terpapar virus, tak sedikit yang mengalami kesulitan penanganan karena keterbatasan ekonomi, sehingga perawatan isolasi mandiri dilakukan sealakadarnya.
Di samping itu, PKB terus menyuarakan aspirasi ke pemerintah terkait penanggulangan covid-19 hingga menekan dampak PPKM Darurat. Seperti percepatan vaksinasi gratis, menambahkan Tenakes, dan edukasi new normal serta prokes yang tidak memunculkan rasa takut. Sedangkan di sektor ekonomi, PKB meminta pemerintah untuk berinonvasi dalam memberikan bansos sehingga menutup peluang dari resiko dikorupsi, usulannya, utamakan bansos tunai. Juga, mendorong pemerintah untuk menganggarkan bansos khusus perempuan.
Kendati menyampaikan aspirasi pada pemerintah. PKB pun mewujudkan aspirasi tersebut. Seluruh kader PKB diintruksikan Gus Muhaimin untuk memperhatikan petugas penanggulan pandemi diantaranya, Tenakes dan penggali kubur. Kemudian membuat posko untuk masyarakat yang menjalani isoman. Selain itu, pemulihan ekonomi UMKM, seperti menggelar promosi gratis yang dimotori oleh dewan-dewan PKB. Bahkan, PKB pun menggelar vaksinasi gratis—perdana diadakan oleh DPW PKB Jawa Barat.
Selama PKM Darurat, PKB dipadati oleh aksi melayani Indonesia yang diintruksikan Gus Muhaimin. Namun, kasus covid-19 masih belum berada ditingkat aman sehingga mengakibatkan perpanjangan PPKM Darurat. Untuk mempercepat penanggulangan, Gus Muhaimin pun mengintruksikan aksi yang sudah dikonsisten dilakukan semasa pandemi dijadikan rangkaian Hari Lahir PKB ke-23 pada 23 Juli mendatang. Pada hari pelaksanaan peringatan Harlah, 23 Juli, PKB akan melaunchingkan posko aski melayani isoman (AMI), Promosi UMKM, do’a bersama, dan vaksinasi gratis. Peluncuran ini dimaksudkan agar upaya penanggulangan covid-19 lebih banyak menjangkau masyarakat.
Do’a Syaiful Huda di Harlah PKB
Menginjak usia 23 tahun, PKB suguhkan konsep nasionalisme dan patriotisme yang progresif untuk masa depan tanah air. Maka, produk PKB tak boleh lepas dari kebahagian, kesejahteraan dan kemajuan melalui penguatan pengorganisasian sekaligus gerakan ekonomi sosial rakyat. Dan Proyek historisnya jangan mempertahankan, melainkan memperbaiki keadaan rakyat dengan segenap tumpah darah.
Pertanyaannya, bagaiamana mendekatkan antara harapan dan kenyataan; antara aspirasi dan kapabilitas?! Kita harus menyatukan pikiran dan hati dalam spirit reformasi yang mana sadalah rahim PKB. Kita memerlukan pengajuan bersama secara jujur bahwa ada krisis di berbagai bidang. Begitulah itikad progres 23 tahun PKB.
Penulis: Haydar