Memasuki usia ke 23 Tahun, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapatkan hadiah yang menggemberikan yakni menjadi partai papan atas dari deretan partai politik di Indonesia. Dalam beberapa survei terkahir menunjukkan PKB menjadi partai yang setidaknya diakui hasil kerja politiknya.
Dari hasil survei Puspoll Indonesia misalnya. PKB memiliki tingkat keterpilihan sebesar 9,2 persen, di bawah PDI-P (22,3 persen) dan Partai Gerindra (13,4 persen). Menyusul Partai Golkar (8,4 persen), PKS (7,4 persen), Partai Demokrat (5,3 persen), Nasdem (4,3 persen), PPP (2,8 persen), dan PAN (1,8 persen).
“Ini semua karena apa? Karena kita hadir, karena kita menunjukkan produk-produk (politik) kita, komitmen kita dalam wujud keputusan-keputusan politik, undang-undang, APBD dan APBD, Perda dan seluruh kebijakan ekskutif baik di level pusat dan daerah di seluruh tanah air,” kata Gus Muhaimin, dalam acara Harlah PKB ke 23, di Jakarta, Jumat (23/7/2020).
Capaian tersebut, menurut Gus Muhaimin, tidak terlepas dari peran para Pendiri dan Deklarator PKB dalam melahirkan partai berlambang bola dunia itu. “Ketulusan dan komitmen para Pendiri membuat PKB memiliki akar kekuatan yang tumbuh secara natural dan genuin dalam memperjuangkan ke-Aswajah-an, ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an” gugahnya.
Namun demikian, Gus Muhaimin, tetap mengajak para kader untuk mengevaluasi hasil produk politiknya selama PKB berkiprah di kancah politik nasional. “Kita tetap harus evaluasi, kita ukur produk kita ini seberapa efektif, efisien dan berdayaguna untuk masyarakat,” katanya.
Terlebih lagi, PKB hari ini berada dalam koalisi pemerintah yang ikut andil dalam berhasil atau gagalnya penyelenggaraan pemerintahan hingga 2024 mendatang, terutama disaat pemerintah menghadapi masa sulit mengatasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
“PKB harus mendorong agar pemerintah tidak gagal dalam menangani pandemi ini, PKB harus menjadi kekuatan yang mensupply energi kesuksesan dalam pemerintahan ini,” tegas Gus Muhaimin.