Vaksinasi jadi jalan utama dalam mengentaskan lost leraning bagi anak dan lonjakan klaster sekolah. Namun Gus Muhaimin ingatkan pemerintah jika lost learning tak hanya berlaku di kalangan siswa saja, santri pun turut terdampak. Upayanya mendorong pemerintah berbuah hasil dengan diberlangsukannya vaksinasi sebanyak 2.609 santri di Samalanga, Bireuen, Aceh.
Kondisi Pandemi membuat anak rindu untuk sekolah. Namun, untuk melakukan sekolah seperti biasa—pembelajaran tatap muka, perlu perhitungan matang karena masih di bawah bayang-bayang pandemi Covid-19. Namun, di balik kekhawatiran lonjakan covid-19 dari klaster sekolah, ancaman lost learning turut menghantui akibat tidak efektifnya pembelajaran digital.
Untuk memperkecil kedua ancaman tersebut, pemerintah pun akhirnya memperbolehkan anak sekolah kembali tapi dengan sistem pembelajaran tatap muka terbatas dengan catatan tenaga pendidikan dan siswa sudah divaksin. Olehkarena itu, pada awal Juli, yakni setelah gencar vaksinasi tenaga pendidikan, pemerintah pun memberikan izin vaksinasi siswa kategori 12-17 tahun.
Seperti dilansir Covid.go.id, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas bisa digelar di wilayah PPKM Level 1-3. Diketahui setidaknya ada 91% dari 540 ribu sekolah (490.217 sekolah) yang sudah boleh melakukannya.
Sementara itu, Ketua Timwas Pelaksanaan Penanganan Bencana Covid-19 DPR Abdul Muhaimin Iskandar turut gembira anak bisa kembali sekolah tanpa menimbulkan ancaman klaster Covid-19. Namun, meyoroti soal upaya vaksinasi siswa. Pria yang akrab dipanggil Gus Muhaimin ini mengingatkan pemerintah untuk turut memprioritaskan santri. Sebutnya, santri pun rindu ‘mondok’.
“Memang sangat perlu itu (vaksinasi untuk pelajar) dilakukan. Tapi jangan cuma siswa sekolah umum ya, jangan lupakan jutaan santri di pesantren-pesantren. Mereka juga harus prioritas divaksin,” kata Gus Muhaimin, Selasa (31/8/2021).
Desakan Gus Muhaimin pun berbuahkan hasil, meski dalam kurun waktu yang cukup lama yakni, dua bulan pasca lobi ke pemerintah.
Pada Selasa Oktober 2021, vaksinasi massal yang diikuti 2.609 orang di Dayah (Pesantren) Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) di Komplek Dayah Mudi Masjid Raya Samalanga, Bireuen, Acah diselenggarakan melalui kegiatan bertajuk Gus Muhaimin Panglima Santri Menyapa.
Vaksinasi masal ini dipimpin oleh Ulama besar Aceh Pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya (Mesra) Samalanga Abu Syekh H Hasanoel Bashry HG atau Abu Mudi Samalanga. Selain itu, Vaksinasi di Dayah itu merupakan kerjasama Polda Aceh, Polres Bireuen, Dinkes Kabupaten Bireuen, RSUD dr. Fauziah Bireuen dan Ikatan Dokter Indonesia.
Abu Mudi mengatakan, pihaknya mengapresiasi Gus Muhaimin yang telah mendorong pemerintah sehingga bisa menyelenggarakan vaksinasi massal. Abu Mudi pun lantas berharap, upaya vaksinasi masal yang menyasar santri dan guru ini menginspirasi pesantren-pesantren lain khusunya di pesantren di Aceh. Akuinya, berkat dorongan Gus Muhaimin, pemerintah telah memperhatikan santri dalam upaya vaksinasi. Sehingga pesantren yang melakukan vaksinasi tidak akan melakukan segalanya sendiri tapi kerja sama pemerintah dengan pesantren.
“Kami atas nama pimpinan dayah sangat mendukung vaksinasi demi keselamatan bersama. Dengan adanya vaksinasi masal untuk santri, Dayah Samalanga supaya ke depan menjadi role model bagi pesantren-pesantren yang lain,” ujar Abu Mudi.
Haydar