Dukungan terhadap Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Gus Muhaimin untuk maju sebagai calon presiden pada Pemiliha Presiden (Pilpres) 2024 terus mengalir dari berbagai daerah. Kali ini dukungan datang dari Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Salah satu dukungan datang dari Pimpinan Pondok Pesantren Raudatul Mutaalimin Kota Tasikmalaya KH Ate Musodiq Bahrum. Dukungan tersebut dituangkan langsung dalam bentuk buku berjudul “Gus Muhaimin Man Huwa”.
KH Ate mengatakan, risalah ‘Gus Muhaimin Man Huwa’ ini ditulis agar dapat mendekatkan publik atau masyarakat terhadap figur Gus Muhaimin.
“Ada 4 latar belakang saya membuat buku Gus Muhaimin Man Huwa ini, pertama bagaimana santri Indonesia, pesantren Indonesia supaya mahabbah atau cinta kepada Gus Muhaimin, Mahabah juga kepada pendiri Nahdlatul ulama,” kata KH Ate Musodiq Bahrum dalam keterangan tertulisnya kepada JPNN Jabar, Sabtu (26/3).
Kedua, lanjut KH ate, Mujahadah yang berarti bersungguh-sungguh menginginkan Gus Muhaimin menjadi Presiden Indonesia mewakili kalangan pesantren.
Ketiga, Musarokah, bersama-sama ulama jawa barat santri ingin punya presiden 2024.
“Musarokah juga bisa diartikan koalisi, bagaimana ulama se-Jawa Barat ingin punya preside. Keempat, murokobah yang artinya bisa lebih dekat kalau punya presiden dari warga santri dari pesantren,” kata KH Ate.
Lebih lanjut, KH Ate menginginkan buku Gus Muhaimin bisa dipebanyak, untuk disebar ke 500 pesantren yang ada di Priangan Timur.
“Di Priangan Timur ada 500 pesantren, nantinya 500 pesantren ini jadi juru bicara Gus Muhaimin,” ujarnya.
Sementara itu, Gus Muhaimin yang hadir langsung dalam peluncuran dan bedah buku ini merasa terharu disambut lagu Yalal wathon oleh ratusan santri pesantren Cilendek.
Menurutnya, lagu tersebut merupkan bukti kecintaan para santri terhadap tanah air.
“Ini menunjukan kecintaan kami kepada tanah air 24 karat murni untuk kemajuan dan kemakmuran rakyat Indonesia,” ujar Gus Muhaimin.
Dalam kesempatan itu Gus Muhaimin menerangkan bagaimana kekuatan Nahdlatul Ulama terus tumbuh semakin kuat sebagaimana hasil diskusi yang dilakukan olehnya bersama para kiai muda di Jawa Timur beberapa waktu lalu.
“Alhamdulillah kami menyaksikan kekuatan NU kekuatan Ahlussunah waljamaah, kekuatan pesantren-pesantren di Indonesia khususnya di Jawa dari pra kemerdekaan, kemudian Mbah Hasyim berjuang mengusir penjajah, kemudian melahirkan NKRI sampai hari ini alhamdulillah kekuatannya masih solid, utuh, dan mengakar,” tuturnya.