Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ada baiknya tetap mendekat atau bahkan berkoalisi dengan PDI Perjuangan untuk Pemilu 2024 mendatang. Apalagi setelah adanya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diinisiasi Golkar, PPP dan PAN.
Penilaian itu dikatakan Peneliti PARA Syndicate Virdika Rizki Utama. Alasannya, PKB dan PDIP pada dasarnya dekat dalam realitas masyarakat di Indonesia, secara politik juga dekat, sama-sama di lingkar kekuasaan.
Keduanya juga masuk akal untuk kembali berkoalisi seperti halnya Pemilu 2019 lalu yang mengusung Jokowi-Ma’ruf Amin dan menang.
“Kalau harus hari ini koalisi, pilihan PKB dengan PDI Perjuangan yang paling masuk akal. Secara historis dan antropologis, keduanya juga cukup dekat,” kata Virdika kepada KOMPAS TV, Sabtu (28/5/2022).
PDI Perjuangan misalnya, mengaku diri sebagai partai wong cilik, sedangkan PKB juga sama.
Bedanya, kalau di PKB basisnya adalah santri. Santri dalam bahasa juga sama seperti halnya basis konsituen dari marhaen PDIP, yakni orang-orang kecil.
“Santri dan marhaen itu sama-sama orang kecil,” paparnya.
Menguntungkan PKB
Penulis buku kontroversial politisi istana di balik pelengseran Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid bertajuk Menjerat Gus Dur (2019) lantas secara spesifik menyebutkan PKB akan diuntungkan dengan koalisi ini.
Pada Pilpres 2019 lalu, PKB berhasil naik satu tingkat dari yang sebelumnya berada pada urutan kelima menjadi keempat.
Suara PKB pada Pileg 2014 adalah 11.298.950 atau 9,04 persen. Sedangkan pada Pileg 2019 mendapatkan 13.570.097 suara atau 9,69 persen.
Menurut Virdika, koalisi yang tepat akan menjadikan PKB menjadi partai dengan basis pemilih muslim yang terbesar di tengah terpolarisasinya pemilih muslim.
“Ya masih lima besarlah dengan tetap sebagai partai berbasis Islam dengan suara terbanyak,” tandasnya.
Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS.TV Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar yang kerap disapa Cak Imin atau Gus Muhaimin mengatakan pihaknya siap berkoalisi dengan partai apa pun, termasuk Koalisi Indonesia Bersatu, asalkan dirinya diusung sebagai capres.