Ketua Umum Partai Kebangkita Bangsa, Gus Muhaimin, menilai ‘politik Indonesia kering-kerontang.’ Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri acara peluncuruan buku ‘Membaca Hamka Merawat Bangsa’ di Perpustakaan Nasional Jakarta, Senin (29/8).
“Politik kita hari ini kering dan kerontang, Isunya masih antara soal Denny Siregar. Masih seputar itu,” kata Gus Muhaimin dalam pidatonya, Senin (29/8).
Sindiran Gus Muhaimin kepada Buzzer Politik Denny Siregar ini merujuk pada sikap Denny yang cenderung melanggengkan Islamophobia.
Memang belakangan ini nama Denny Siregar sedang jadi perbincangan Menko Polhukam Mahfud MD. Mahfud menyoroti soal cuitan Denny yang bermuatan penyebaran islamophobia.
“ADEK2KU CALON TERORIS YG ABANG SAYANG,” tulis Denny di akun twitternya (29/8/22).
Bagi Mahfud, Denny Siregar tak mewakili negara. Dia menganggap hal itu sebagai urusan antarpribadi warga negara.
“Itu perseorangan. Semua tahu Denny Siregar tak mewakili negara. Kan sama saja dgn orng lain yg bilang di lambang Salib ada jin kafir atau bilangin orng yg bersemedi di candi itu sbg musyrik. Itu tak ada yg mewakili negara. Itu dari privat ke privat,” kata Mahfud dalam akun Twitter @mohmahfudmd, Minggu (28/8).
Karena itu, Gus Muhaimin mengajak masyarakat Indonesia untuk mentauladani sikap merawat bangsa ala Buya Hamka. Kata Gus Muhaimin, Buya Hamka merupakan sosok yang konsisten dalam perjuangan serta pemikirannya.
” Politik di Indonesia tengah dalam kondisi kemarau panjang. Isunya masih ramai tiga periode dan pemilu ditunda. Belum lagi soal keberagaman beragama. Maka dari itu membaca pemikiran Buya Hamka sangat penting,” tutur Gus Muhaimin.