Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional Tahun 2022, Ketua Umum PKB Gus Muhaimin kembali menyapa santri se-pulau Jawa dengan tema Safari Panglima Santri Indonesia. Agenda safari tersebut dilakukan dari tanggal 15-22 Oktober 2022.
Safari Gus Muhaimin akan diselenggarakan hingga puncak peringatan HSN 2022 pada 22 Oktober mendatang. Berikut rincian tempat yang akan dikunjunginya:
Sabtu, 15 Oktober 2022 di Ponpes Mathlaul Anwar Li Nahdlotil Ulama (Malnu) Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Minggu, 16 Oktober 2022 di Ponpes Riyadlul Jannah, Kresek Tanggerang dan Ponpes Umul Quro, Leuwiliang, Kab. bogor.
Rabu, 19 Oktober 2022, di Alun-alun Kebumen.
Sabtu, 22 Oktober 2022 di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya.
Rapatkan Barisan Lewat Hari Santri
Banten menjadi daerah pertama pelaksanaan Safari karena di Menes, Kabupaten Pandeglang memiliki sejarah dalam perjalanan Nahdlatul Ulama (NU). Di sana, merupakan tempat Muktamar NU pada Tahun 1938.
Dalam pidatonya Gus Muhaimin menjelaskan, pengabdian para santri untuk Indonesia harus menjadi perhatian negara. Katanya, santri pun harus semakin merapatkan kembali barisannya untuk menyongsong masa depan.
” Safari Hari Santri Nasional Tahun 2022 ini dilakukan di Pulau Jawa. Mulai di Pandeglang, Kesultanan Banten, besok pagi (Minggu, 16 Oktober 2022) di Kresek. Siang di Bogor, lanjut ke Yogyakarta,” ujar Gus Muhaimin usai menghadiri acara di Kesultanan Banten, Kasemen, Kota Serang.
” Ada pandemi, ada resesi ekonomi, berbagai negara menghadapi kesulitan Krisi energi dan pangan. Kalau kita bershalawat, Indonesia akan selamat, aman semuanya,” katanya.
” Kita tidak bisa berpangku tangan, kita tidak bisa diam, selagi ada kesempatan mengabdi dan berbakti, tidak ada kata mundur untuk pengabdian terbaik bagi negeri ini,” terangnya.
“Oleh karena itu mari, kita rapatkan barisan, kepada para santri, belajar yang benar dan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, para santri di seluruh negeri. Mari kita songsong masa depan yang lebih adil, lebih makmur dan sejahtera,” katanya.
” Kalau santri Indonesia maju, kalau santri Indonesia makmur, maka bangsa Indonesia tentu saja akan makmur. Sehingga negara, pemerintah, tidak boleh abai, lalai,”
” Kemudian, secara konstitusi negara pemerintah harus wajib mendorong, menciptakan, menguatkan pesantren dan santri santrinya, untuk maju, mandiri dan kuat menjadi bagian dari bangsa yang maju dan sejahtera ini,” tambah Gus Muhaimin.
” Siapapun dia, yang secara ikhlas dan tulus menjadi bagian pengajaran dari pendidikan dan keutamaan akhlak, itulah santri. Dan Insya Allah mayoritas dari bangsa ini adalah santri,” terangnya.
” Begitu reformasi, semua terbuka luas, bisa berpartisipasi, bisa berkiprah, di dunia pemerintahan, legislatif, eksekutif dan berbagai profesi, dengan demokrasi itu maka terbuka luas, siapapun yang berkualitas,” pungkasnya.