Presiden Jokowi menyatakan untuk tidak memberi ruang bagi persaingan politik yang memecah belah. Pernyataan itu disampaikan saat pidato kenegaraan presiden di sidang tahunan MPR 2022.
” Saya ingatkan, jangan ada lagi politik identitas. Jangan ada lagi politisasi agama. Jangan ada lagi polarisasi sosial,” ungkap Presiden Jokowi.
Menurut Jokowi, sudah saatnya pesta demokrasi mengajarkan semua pihak untuk dewasa dan menjauhi polarisasi. “Demokrasi kita harus semakin dewasa. Konsolidasi nasional harus diperkuat,” tegasnya.
PKB Ikon Persaingan Politik Sehat
Wakil Ketua DPR RI, Gus Muhaimin mendukung penuh imbauan presiden. Bahkan, Gus Muhaimin menyatakan kalau partai yang dipimpinnya sudah lebih dulu menerapkan standar kerja politik seperti yang dicita-citakan.
” Saya dan PKB tentu saja mendukung imbauan Pak Presiden. Bagaimanapun politik yang teduh itu dampaknya positif bagi bangsa,” kata Gus Muhaimin dalam keterangannya, Selasa (8/11/2022.
Gus Muhaimin menjelaskan, persaingan dalam berpolitik memang diperlukan. Namun, cara bersaingnya yang harus diperhatikan. Katanya, ada batasan yang perlu dipahami dalam persaingan.
“Persaingan politik sebetulnya sah saja dilakukan, tapi harus sehat, tidak saling menjatuhkan, kritik juga boleh tapi kritik yang membangun demi perbaikan bersama. Yang nggak boleh itu kalau bawa-bawa nama agama, kelompok ras, harus kita cegah yang begitu,” tutur dia.
Lanjut Gus Muhaimin, tujuan bersaing bukan sekedar merebut kemenangan. Tapi, untuk meningkatkan kualitas parpol dan menyebarkan wawasan politik pada masyarakat.