Berdasarkan laporan Bank Dunia Indonesia Econic Prospect (IEP) edisi Desember 2022, harga beras di Indonesia 28 persen lebih mahal dari harga beras di Kamboja, Vietnam, Filipina, Myanmar, Malaysia dan Thailand. Laporan ini menunjukan harga beras Indonesia lebih mahal dari negara-negara ASEAN selama satu dekade.
Menurut temuan Bank Dunia, hal ini efek dari kebijakan pemerintah yang mendukung harga pasar bagi produsen di sektor pertanian. Kebijakan itu meliputi: pembatasan perdagangan seperti tarif impor, monopoli impor BUMN untuk komoditas utama dan kebijakan harga pembelian minimum di tingkat petani.
Selain itu, kurangnya dalam investasi jangka panjang dalam riset dan perkembangan peratanian, layanan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian. Akibatnya, menghambat peningkatan produktivitas yang mampu menurunkan harga pangan dalam jangka panjang.
Data Harga Beras
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap pada November 2022 harga beras dibandrol Rp11.877 per Kilogram. Jumlah ini naik tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp11.837 per Kg.
Data bulan September pada Global Product Price pun menunjukan harga yang serupa dengan data harga BPS bulan November. Bahkan, data ini menunjukan harga beras Indonesia lebih murah dibanding Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam.
Daftar Harga Beras Beberapa Negara ASEAN September 2022
1. Malaysia Rp 42.300/kg
2. Filipina. Rp18.600/kg
3. Vietnam. Rp15.800/kg
4. Singapura. Rp14.900/kg
5. Indonesia. Rp12.000/kg
6. Thailand. Rp10.800/kg
Gus Muhaimin Canangkan Indonesia Mandiri Karbohidrat dan Protein
Wakil Ketua DPR RI, Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan seharusnya pangan bukan menjadi masalah serius bagi Indonesia. Sebab kekayaan alam di Indonesia melebihi kebutuhan asupan karbohidrat dan protein masyarkat (28/3/2022.
“ Kita punya modal yang cukup untuk membawa kesejahteraan dan kemakmuran bangsa ini. Pertama, kita punya dasar-dasar kebangsaan, nilai-nilai UUD 1945 dan Pancasila yang jelas-jelas memerintahkan bumi air, dan kekayaan dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia dan harus secepatnya segera dilaksanakan,” ungkap Gus Muhaimin panggil akrabnya.
Gus Muhaimin pun mengatakan, upaya jangka panjang untuk menghentikan impor beras dan pangan lainnya adalah dengan memanfaatkan potensi alam, penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian.